Sunday, August 11, 2013

Persepsi



Persepsi
Persepsi adalah interpretasi dari apa yang kita ambil dalam indera kita. Dalam hal ilusi optik yang berarti mata kita, otak kita tertipu melihat sesuatu yang mungkin atau mungkin tidak nyata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
  • Persepsi Obyek : Beberapa hal di lingkungan kita cenderung menarik perhatian. 
  • Backgrounds dan sekitarnya : persepsi lingkungan kita mempengaruhi persepsi kita 
  • Pengesan : Masing-masing dari kita membawa pengalaman yang unik dan titik pandang pribadi pada situasi.
Untuk  memahami pikiran, otak kita mencoba untuk melihat, misalnya, atau bentuk yang dikenali. Prinsip ini disebut "kelompok."

Contoh Persepsi :




Sunday, July 7, 2013

Psikologi bagian dari ilmu faal



Psikologi bagian dari Ilmu Faal

Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal muncul pada abad  19  seiring   dengan  kemajuan  ilmu  alam   (natural science) . Pada fase ini pemikiran tentang manusia terus berkembang dan banyak dilakukan eksplorasi fisiologis manusia secara empiris.

Pada fase inilah mulai ada jawaban yang empirik dan ilmiah dari pertanyaan-pertanyaan yang kerap muncul di masa lalu:

Ø  Apa itu jiwa (soul)?

Ø   Bagaimana bentuk konkritnya?

Ø  Bagaimana mengukurnya?

Ø  Bagaimana hubungan body-soul ?

Masa Keilmuan Abad 19

Ø  Riset empirik yang banyak dilakukan pada bidang fisiologis mencakup : aktivitas syaraf, sensasi/penginderaan, dan fisiologis otak. Hasil riset  pada ketiga bidang  ini sangat signifikan membuka wawasan mengenai manusia sehingga memperkuat pandangan para ilmuwan saat itu akan pentingnya strategi empiris yang sistematis dalam setiap bidang keilmuan.

Ø  Bagi  psikologi  hasil-hasil  ini  memberi  jalan  untuk  membangun  dasar  fisiologis  bagi operasi-operasi mental. Penting untuk memahami secara logis dan empiris mengenai aktivitas mental itu sendiri

Ø  Menjelaskan posisi ilmu psikologi modern yang dekat dengan bidang kedokteran dan psikiatri.

Masa Francis Bacon (1561-1626)

Ø  Menganjurkan metode induktif sebagai metode utama dalam science karena berangkat dari  hasil  observasi  terhadap  sesuatu yang  nyata.  Dengan  demikian  ia  menantang pendapat Aristoteles dan the Scholastic bahwa metode deduktif – induktif sama kuatnya.

Ø  Dalam  konteks  seperti  di  ataslah  dikatakan  bahwa  Bacon  ‘tidak  setuju’  den rasionalisme yang spekulatif, meskipun idenya sendiri juga sangat rasional.

Ø  Dengan kembali pada fakta yang nyata, Bacon berharap science dapat terbebas dari prinsip-prinsip yang spekulatif namun selama ini sangat kuat dipegang

Ø  Ada 3 pergerakan utama di bidang science yang mempengaruhi berdirinya psikologi sebagai ilmu mandiri dan bagaiamana perkembangan disiplin ilmu itu di abad 20 :

FISIOLOGIS

Kemajuan-kemajuan di bidang fisiologis, meliputi riset-riset di bidang aktivitas syaraf , sensasi, dan otak yang memberi dasar empiris bagi fungsi-fungsi yang sebelumnya dianggap fungsi dari soul (jiwa), yang juga sebelumnya dianggap sangat abstrak.

TOKOH-TOKOH

1) Charles Bell-Francoise Magendie : fakta bahwa syaraf sensoris dan motorik beroperasi secara terpisah dan searah. Mengikis anggapan bahwa syaraf manusia mencover keduanya, mengkomunikasikan informasi motorik kepada urat syaraf melalui ‘getaran’ yang diperoleh dari informasi sensoris.

2) Johannes Mueller : lebih menekankan pada proses transmisi syaraf. Doctrine of Specific Nerve Energies : transmisi syaraf adalah proses yang menjembatani antara sensed object dengan mind. Maka awareness manusia, bukan semata-mata disebabkan oleh objek tertentu, juga  bukan  karena  jiwa,  tapi  diperantarai  oleh  proses  transmisi  syaraf.  Pandangan  ini melengkapi penjelasan tentang peran mind dan consciousness (cogito ergo sum) dan menjadi dasar bagi penelitian mengenai lokasi spesifik dari fungsi tertentu di otak.

3) Marshall Hall : refleks dikomandoi oleh syaraf tulang belakang (spinal cord) dan bukan syaraf batang otak. Mendiferensiasikan gerakan tubuh ke dalam 4 kelompok : voluntary movement, respiratory   movement,   involuntary   movement, dan  refleks.  Pandangannya  ini  memicu  diskusi mengenai kesadaran yang sangat relevan bagi perkembangan psikologi.

4) Paul Broca (1824 – 1880), menemukan pusat Broca yang mengendalikan aktivitas bicara. Ia merupakan tokoh penting dalam studi fisiologis otak. Studi ini berkembang dari phrenology (Gall & Spurzheim), satu-satunya pendekatan yang waktu itu berfokus pada otak . Fokus utama dari eksplorasi fisiologis otak adalah untuk menemukan lokasi fisiologis dari bagian-bagian mental, bagian tertentu dari otak yang merupakan central dari aktivitas mental manusia.

5)   Pierre   Flourens   (1794-1867),   mencoba   pendekatan   dengan   bukti   non-pathological (melengkapi Broca), menemukan pusat-pusat penting dari otak yaitu :

Ø  Cerebral hemisphere : willing, judging, memory, seeing, and hearing

Ø  Cerebellum : motor coordination

Ø   Medulla oblongata: mediation of sensory and motor function

Ø  Corpora quadrigemina : vision

Ø  Spinal cord : conduction

Ø  Nerves : excitation

PSIKOFISIOLOGIS

Psychophysics, adalah bagian dari disiplin ilmu fisiologi yang memfokuskan pada subjective experience dalam mempelajari hubungan antara stimulus fisik dan sensasinya. Sensasi yang dirasakan  oleh  pancaindera  manusia  dipandang  sebagai  refleksi

hubungan soul-body dan tidak semata-mata dijelaskan dari sudut anatomi atau fisik saja. Psychophysics merupakan tahap transisi yang krusial antara bidang fisiologis dengan awal pemunculan psikologi sebagai   sebuah   disiplin   ilmu.   Oleh   karena   itu   para   tokoh psychophysics dapat dianggap sebagai tokoh pendiri psikologi.

TOKOH-TOKOH

Ø  Gustav Theodor Fechner : hubungan antara sensasi dan persepsi,

menganggap psikofisik sebagai sebuah ilmu eksak untuk menjelaskan hubungan antara body and mind. Ia tidak setuju dengan materialism, yaitu bahwa mind harus selalu diwujudkan dalam bentuk nyata baru bisa diteliti, sebaliknya ia berpegang pada tradisi pemikiran Jerman dimana mind dianggap sebagai sesuatu yang aktif dan memiliki struktur secara mandiri. Ia mengajukan ilmu empiris tentang mind dimana meningkatnya bodily and sensory stimulations dianggap sebagai indicator atau measurement untuk intensitas pengalaman mental.

Konsep utama : ambang atau threshold. (absolute threshold, just noticeable threshold).

Ø  Hermann von Helmholtz (1821-1894)

Seorang pelopor psikologi eksperimen, banyak menggunakan waktu reaksi dalam penelitiannya, merupakan  sesuatu  yang  masih  banyak   digunakan dalam psi eksperimen sampai sekarang. Konsepnya : unconscious inference : penyimpulan hasil persepsi manusia diperoleh berdasarkan proses yang berulang sehingga akhirnya menjadi sesuatu yang tidak

disadari ,‘irresisitible’, sekali terbentuk sulit secara sadar untuk dimodifikasi, dan digeneralisasi kepada stimulus yang mirip di lingkungan. Konsep penting lain : unbewusster schluss

EVOLUSI

Evolusi, yang dikemukakan oleh Charles Darwin (1809-1882) merupakan titik penting dalam pemikiran mengenai manusia karena mengajukan ide bahwa keberadaan manusia merupakan bagian dari proses adaptasi makhluk hidup dengan alam, manusia bukan secara spesial diciptakan dan dengan demikian perbedaannya   dengan   makhluk   lain   hanya   bersifat gradual,  bukan  kualitas.  Pandangan  ini  penting  dan

relevan sekali bagi perkembangan psikologi, terutama memberikan ide mengenai individual difference, perbedaan antar individu juga sifatnya hanya gradual, bukan kualitas.

TOKOH-TOKOH

Francis Galton (1822 – 1911) : dikenal sebagai bapak psikologi eksperimental Inggris. Menampilkan aspek praktikal dan kegunaan dari teori evolusi Darwin, mentransfer teori Darwin dari konteks biologis ke dalam konteks perbaikan dalam masyar

Psikologi Masa Renaisans



Psikologi Masa Renaisans

PENGARUH KEKRISTENAN

1. Konteks sosial :
  • Masa  penyebaran  agama  Kristen  dengan  tokoh  Yesus  sebagai  perwujudan "manusia sempurna" beserta perilakunya yang harus jadi teladan.
  • Paham Tritunggal yang mengandaikan x=3x
  • Gereja dan para ulamanya berperan penting dalam masyarakat
  • Peran gereja menjadi dominan dalam perkembangan intelektualitas di masyarakat, banyak  cendekiawan  berlatar  belakang ulama.
  • Secara gradual, gereja menjadi penentu nilai di masyarakat dan berhak melakukan sensor atas  tulisan  atau  ide  yang  muncul.  Gereja juga adalah penyelenggara pendidikan moral. Peran gereja dirasakan kurang memuaskan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, maka muncul universitas- universitas di Eropa yang menawarkan kebebasan berpikir secara lebih luas. Terjadi pertentangan antara gereja dan masyarakat.

2. Pengaruh pada pandangan mengenai manusia :

    Manusia bukan hanya physical being, tetapi juga spiritual entity. Aspek spiritual tidak diatur oleh hukum alam. Jiwa manusia (soul) ada pada dunia yang tidak nyata (intangible), tidak dapat dibuktikan dengan mata, dan eksistensinya hanya dapat dibuktikan lewat percaya (iman).

    Menempatkan ide Plato dalam konteks kekristenan

    Usaha untuk menjelaskan hubungan antara body and soul sebagai suatu dualisme, bukan sesuatu yang harus dipertentangkan, body dan soul masing-masing memiliki fungsi tersendiri.

3. Tokoh Berpengaruh Masa Gereja

a. St. Agustinus

     Filsuf pertama pada masa Kekristenan.

    Tuhan  adalah  kebenaran  yang  menciptakan  manusia,  bumi  dan  surga.  Jiwa manusia adalah image dari Tuhan.

    Eksplorasi spiritualitas sebagai usaha manusia untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Faktor materiil tidak penting, rationalitas juga tidak terlalu dapat dipercaya. Maka pandangannya betul-betul merupakan kebalikan dari pandangan natural science yang  empiris dan objektif.  Hanya  melalui transendensi manusia dapat sedekat mungkin dengan Tuhan dan berarti juga sedekat mungkin dengan kebenaran.

    Sumbangan bagi psikologi : metode  introspective. Teknik  utama manusia untuk melakukan transendensi.

    Dalam psikologi modern teknik ini digunakan oleh beberapa aliran besar seperti strukturalisme   (teknik   utama   untuk   menggali   jiwa   manusia),   gestalt,   dan psikoanalisa.

b. Thomas Aquinas

    Mentransformasikan pandangan Aristoteles ke dalam konsep-konsep kekristenan.

Apa yang dikenal sebagai reason oleh Aristoteles diterjemahkan sebagai soul oleh Aquinas.  Maka  soul  adalah  sesuatu  yang  vital  bagi  manusia,  tujuan  utamanya adalah memahami dunia, hal yang tidak dapat dilakukan oleh fisik manusia semata.

    Namun demikian, banyak act dari soul yang  membutuhkan tubuh fisik  manusia sebagai kekuatan yang dapat mewujudkannya.

    Sumbangan bagi science/psikologi modern :

1.   Pengubahan mutlak dari Aristoteles’ natural science

2.   Pengembangan dualisme

Masa Rennaisance

a.       Konteks Sosial dan Intelektual

Masa ini merupakan merupakan reaksi terhadap masa sebelumnya, dimana pengetahuan bersifat doktrinal di bawah pengaruh gereja dan lebih didasarkan pada iman.Reaksi ini sedemikian kuat sehingga dapat dikatakan peran nalar menggantikan peran iman, ilmu pengetahuan menggantikan tempat agama dan iman di  masyarakat.Semangat  pencerahan  semakin tampak nyata dalam perkembangan science dan filsafat melalui menguatnya peran nalar (reason) dalam segala bidang, dikenal sebagai the age of reason.Akal budi manusia dinilai sangat tinggi dan digunakan untuk membentuk pengetahuan.

Masa      Rennaissance      ditandai      dengan bergesernya     fokus     pemahaman     dari     God-centeredness menjadi human-centerednes, dikenal dengan istilah sekularisasi atau humanity.Tulisan-tulisan filsuf terkenal seperti Plato, Aristoteles dan lain-lain dikaji untuk melihat bagaimana pola pikir penulisnya dan konteks histories waktu tulisan itu dibuat.Maka yang dicari adalah  human  truth  dan  bukan God  truth.Kesimpulan  akhirnya  adalah  penerimaan  bahwa kebenaran memiliki lebih dari satu perspektif.

Masa Renaissance diikuti oleh masa reformasi dari Luther dalam agama Kristen, yang memiliki dua arti penting.Pertama, reformasi Luther semakin melemahkan pengaruh gereja dan mendukung kemandirian manusia dalam mengelola imannya kepada Tuhan.Kedua dengan peperangan yang ditimbulkan reformasi, terungkap pula sisi negative dari kemanusiaan seperti penindasan, penderitaan, dan rasa tidak berdaya manusia.

b.      Masa Revolusi Ilmiah

Ada beberapa pandangan penting tentang manusia pada masa ini Pola pikir yang lebih mekanistik dalam memandang alam dan manusia.Itu berarti alam memiliki  sistem,  dapat  diramalkan,  dan  tidak  tunduk  pada  hukum-hukum  spritual  belaka. Manusia juga memiliki reason, kemampuan untuk berpikir logis dan dengan demikian tidak tunduk total kepada hukum spiritual dan kesetiaan semata.

Psikologi sebagai bagian dari filsafat



PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT

Psikologi sebagai ilmu merupakan ilmu yang relatif muda apabila dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain. Semula psikologi tergabung dengan filsafat, sehingga segala sesuatu yang ada dalam filsafat berpengaruh pada bidang psikologi. Pada zaman sebelum masehi, jiwa manusia sudah menjadi topik pembahasan para filsuf.  Pada saat itu, para Filsuf sudah membicarakan asperk kejiwaan manusia. Tokoh-tokoh filsafat Yunani kuno, Plato dan Aristoteles.

Plato  (429-343 SM)

Plato adalah seorang penganut dualisme yang sebenar-benarnya. Tentang “jiwa”, plato memandang bahwa dualisme antara jiwa dan badan. Jiwa adalah bagian manusia yang tidak dapat mati, setelah berulang kali dipenjarakan dalam badan lewat linkarnasi, akhirnya jiwa itu, setelah  disucikan  dari  kesalahannya  sendiri,  mencapai dunia yang lebih luhur, dunia tempat kita memandang idea- idea yang murni dan abadi. Jiwa hidup terus sesudah mati dan bahkan sudah ada sebelum manusia lahir kembali dalam bentuk badan baru.

Semula, Plato melukiskan badan itu sebagai penjara dan kuburan bagi jiwa, kemudian sebagai alat atau sarana bagi jiwa. Selanjutnya lagi penghargaan bagi badan, kemudia meningkat dan ia memandang badan sebagai gambaran  jiwa  yang  patut  kita  hormati.  Dalam  teorinya

tentang “idea” Plato melukiskan pertentangan antara kenyataan rohani rohani yang tidak pernah musnah, dan kehidupan di dunia ini, yang dialami secara indrawi, teori ini berkaitan dengan pandangannya mengenai idea-idea. Plato sering disebut sebagai seorang rasionalis atau penganut paham rasionalime.

Plato mengatakan bahwa dunia kejiwaan berisi ide-ide, menurut Plato, psyhe (jiwa) terdiri dari tiga bagian yaitu :

1.       Berpikir, berpusat di otak dan disebut logisticon

2.       Berkehendak, berpusat di dada dan di sebut thumeticon

3.       Keinginan, berpusat di perut dan disebut abdomen

Menurut Plato, bahwa tiap-tiap orang sudah ditetapkan sejak lahirnya status atau kedudukannya kelak dalam masyarakat. Apakah seseorang itu akan menajdi filsuf, serdadu, pejabat, sudah tertulis sejak lahirnya. Paham ini dinamakan Nataivisme. Plato mengatakan bahwa manusia itu berbeda dengan manusia lainnya.

Aristoteles (384-322)

Aristoteles adalah murid Plato. Dalam bukunya yang judulnya “De Anima”, Aristoteles mengemukakan macam-macam tingkah laku manusia dan adanya perbedaan tingkat tingkah laku pada organisme-organisme yang berbeda-beda. Tingkah laku pada organisme,  menurut  Aristoteles,  memperlihatkan  tingkatan  sebagai berikut.

1.       Tumbuhan  :  memperlihatkan  tingkah  laku  pada  taraf  vegetatif (bernafas, makan, tumbuh).

2.       Hewan : selain tingkah laku vegetatif, juga bertingkah laku sensitif (merasakan   melalui  pancaindra).  Jadi, hewan  berbeda  dari tumbuhan karena hewan mempunyai faktor perasaan, sedangkan tumbuhan tidak.  Persamannya adalah pada tumbuhan maupun hewan terdapat

3.       Manusia : manusia bertingkah laku vegetatif, sensitif, dan rasional.

Manusia berbeda dari organisme-organisme  lainnya, karena dalam bertingkah laku, manusia menggunakan rasionya, yaitu akal atau pikirannya.

Aristoteles adalah orang yang pertama yang secara ekplisit menyatakan bahwa manusia adalah binatang berakal budi. Secara menyeluruh, Aristoteles memandang dunia dan manusia sebagai sebuah proses perkembangan yang berlangsung terus-menerus.

Aristoteles berkeyakinan, bahwa segala seuatu yang berbentuk kejiwaan form (form) harus menempati suatu wujud (matter). Wujud pada hakekatnya merupakan pernyataan atau ekspresi dari jiwa. Dengan pandangan ini Aritoteles sering disebut sebagai penganut paham empirisme, karena menurut pendapatnya segala sesuatu harus bertolak pada realita. Menurut Aristoteles fungsi dari jiwa dibagi menjadi dua yaitu kemampuan.

Rene Descartes (1596-1650)

Sumbangan Descartes yang menonjol dalam bidang psikologi ialah ingin memecahkan persoalan tentang hubungan antara psikis atau jiwa (mind) dan badan (min-body problem). Menurut  Descartes  psikis  merupakan  dunia  mental  dan badan atau jasmani merupakan dunia material (material world), dua hal yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda.

Menurut Descartes, bahwa ilmu jiwa adalah ilmu pengetahuan mengenai gejala-gejala kesadaran manusia. Jadi kesadaran adalah faktor yang paling menentukan dalam psikologinya. Menurut Descartes, bahwa hubungan antara psikis berpengaruh pada badan, tetapi badan tidak berpengaruh pada psikis.  Tertapi menurut Descartes psikis dapat mempengaruhi badan, dan sebaliknya badan juga dapat   mempengaruhi   psikis.   Jadi   hubungannya   tidak searah tetapi dua arah.

Dalam pandangan Socrates, Psikologi (ilmu jiwa) adalah ilmu pengetahuan mengenai gejala-gejala pemikiran atau gejala-gejala kesadaran manusia, terlepas dari badannya. Raga manusia yang terdiri atas materi dipelajari oleh ilmu  pengetahuan  yang  lain, terlepas  dari jiwanya. Menurut Descartes, badan itu seperti halnya mesin, tak ada bedanya kerja badan dengan kerja mesin. Ia menjelaskan bahwa tiap aspek berfungsi badan-seperti pencernaan, penginderaan, itu bekerja secara mekanis.

Menu rut Descartes, ada dua macam tingkah laku, yaitu tingkah laku mekanis yang terdapat pada semua hewan  dan merupakan bagian dari tingkah laku manusia dan tingkah laku rasional yang hanya terdapat pada manusia. Menurut Descartes, hubungan antara jiwa dan badan, yakni paham yang interaksionisme, yaitu ada hubungan (interaksi) antara badan dan jiwa.

Jhon Locke (1632-1704 M)

Locke memusatkan studinya terutama pada fungsi kognitif, yaitu bagaimana psikis itu memperoleh pengetahuan. Ia menolak pendapat bahwa adanya pengertian-pengertian pembawaan. Menurut Locke, anak tidak dilengkapi oleh  pengetahuan  apapun pada  waktu dilahirkan.  Menurut Locke, pengetahuan itu diperoleh melalui pengalaman. Menurutnya, anak dilahirkan itu seperti Tabularasa, bagaikan kertas putih bersih yang akan ditulisi oleh pengelaman. Jhon Locke adalah merupakan tokoh  empirisme (empiricism). Teorinya yang sangat penting adalah “tabula rasa” (tabula

= meja, rasa = lilin), yaitu meja yang tertutup lapisan lilin putih. Kertas putih bersih dapat ditulis dengan tinta warna apa pundan warna tulsiannya akan sama dengan warna tinta tersebut. Begitu pula  halnya dengan meja yang berlilin,  dapat dicat berwarna- warni, sebelum ditempelkan. Anak diumpamakan bagaikan kertas putih bersih, sedangkan warna tinta, diumpamakan sebagai lingkungan (pendidikan) yang akan berpengaruh terhadapnya.

Metode dalam psikologi

METODE-METODE DALAM PSIKOLOGI

  1. Metode Longitudinal : Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencapai suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan bahkan mungkin tahun demi tahun. Karena itu apabila dilihat dari segi perjalanan penelitian ini adalah secara vertikal. Contoh pada penelitian ini adalah penelitian di bidang perkembangan, peneliti mengikuti perkembangan satu subyek penelitiannya sejak usia 5 hingga 20 tahun.
  2.  Metode Cross-sectional : Merupakan suatu metode penelitian yang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama di dalam melakukan penelitian. Dengan metode ini dalam waktu yang relatif singkat dapat disimpulkan bahan  yang  banyak.  Jadi  kalau  dillihat  dari  jalannya  metode  ini  merupakan  penelitian Horisontal. Contoh pada penelitian ini misalnya, peneliti ingin meneliti perkembangan anak usia 3-6 tahun. Ia tidak perlu menunggu satu subyek salaam beberapa tahun, ia cukup meneliti subyek dengan usia 3, 4, 5 dan 6 tahun. Sehingga ada 4 usia kelompok subyek penelitian dalam waktu yang sama.

Untuk lebih terperinci dapat dikemukakan metode-metode yang digunakan dalam lapangan psikologi sebagai berikut:
  • Metode Ekperimental : Yang membedakan metode   eksperimental   dengan   metode   ilmiah    lainnya   adalah   kemampuan   metode eksperimental untuk mengendalikan banyak hal secara teliti. Metode  eksperimen  dapat  digunakan  di  luar  maupun  di  dalam  laboratorium.  Walaupun sebagian besar dilakukan di laboratorium khusus, terutama karena diperlukan instrumen yang presisi untuk mengendalikan presentasi stimuli dan untuk mendapatkan penilaian perilaku yang tepat. Eksperimen biasanya melakukan pengukuran tidak hanya pada satu subjek tapi pada sampel banyak subjek. Dengan demikian hasil dari riset adalah data dalam bentuk angka-angka yang harus disimpulkan dan diinterpretasikan. Dasar dari tugas ini adalah statistik, yaitu ilmu yang mengurusi sampel dari suatu populasi individu dan kemudian mengambil kesimpulan tentang populasi dan sampel individu tersebut.
 Hubungan sebab akibat
 Terdapat perbedaan penting antara penelitian eksperimental dan  korelasional. Dalam penelitian eksperimental yang tipikal, satu variabel (variabel independen) secara sistematis dimanipulasi untuk mengetahui efeknya pada variabel lain (variabel dependen). Hubungan sebab akibat seperti itu tidak dapat diperoleh dari penelitian korelasional. Jika kedua variabel berkorelasi, variasi pada salah satunya kemungkinan merupakan penyebab variasi pada variabel lain, tetapi jika tidak terdapat bukti eksperimental, kesimpulan itu tidak dapat dibenarkan.

  • Metode Kolerasi : Sebab penggunaan metode ini adalah ada beberapa kasus yang tidak bisa dikondisikan, sehingga akhirnya harus mengambil sampel orang-orang yang sudah terkena (misalnya, tidak mungkin menjadikan sampel penelitian sebagai pengidap anoreksia, tapi langsung saja mengambil sampel orang pengidap anoreksia). Dalam hasil penghitungan korelasi nanti, akan didapat koefisien atau angka erat atau tidak hubungan antara dua variable. Satu hal penting yang perlu dicatat dalam riset psikologi, bahwa koefisien .60 atau lebih dianggap sangat tinggi. Koefisien korelasi dalam rentang .20 dan .60 Salah satu kegiatan metode korelasional adalah melibatkan tes yang mengukur bakat, pencapaian, atau trait (sifat) psikologis lain. Tes ini mempresentasikan situasi yang beragam kepada sekelompok orang yang memiliki perbedaan beberapa trait (seperti kemampuan matematika atau kecemasan). Variasi skor yang diperoleh pada tes kemudian dapat dikorelasikan dengan variabel pada variabel lain. Tes memungkinkan ahli psikologi mendapatkan sejumlah besar data dari individu dengan gangguan minimal pada rutinitas harian mereka dan tanpa memerlukan peralatan laboratorium yang rumit.

  • Metode Deskriptif : Studi Kasus merupakan biografi untuk digunakan secara ilmiah, dan merupakan sumber data yang penting untuk mempelajari individu. Sebagian besar studi kasus dibuat dengan merekonstruksi biografi seseorang. Rekonstruksi biografi sangat diperlukan untuk memahami seseorang, terutama ketika individu tersebut mengalami masalah. Pada tahap awal riset tentang sesuatu topik tertentu, eksperimen laboratorium dan penelitian korelasional mungkin terlalu dini dan perkembangan sebaiknya diperoleh dengan mengamati perkembangan alami fenomena yang dimaksud. Para peneliti harus terlatih untuk mengamati dan mencatat  secara  akurat  untuk mencegah  masuknya  bias  pribadi  ke  dalam  apa  yang dilaporkan. Beberapa  masalah  yang  sulit  untuk  dipelajari  secara  langsung  dapat  dipelajari  dengan observasi tidak langsung melalui kuesioner dan wawancara. Walaupun metode in i memberikan banyak hasil penting, metode ini lebih mudah mengalami bias ketimbang observasi langsung sebab manusia mungkin mencoba mempresentaikan dirinya dari sudut yang positif.

Aliran - aliran dalam psikologi



ALIRAN-ALIRAN DALAM PSIKOLOGI

1.  Elementisme atau Strukturalisme (Wilhelm Wundt  1832-1920, Jerman)

Wilhelm Wundt  sangat mengutamakan penyelidikan tentang struktur kejiwaan. Ia menemukan bahwa jiwa manusia itu terdiri dari berbagai elemen (bagian) seperti  penginderaan,  perasaan,  ingatan,  dan  lain-lain.  Masing-masing elemen itu saling dikaitkan satu dengan yang lain oleh asosiasi. Aliran Wundt disebut juga dengan elementisme, strukturalisme dan asosiasionisme. Pertanyaan utama dari aliran ini mengenai jiwa adalah “ Untuk apakah jiwa itu?”. Maka aliran ini disebut sebagai aliran fungsionalisme.

2.  Behaviorisme atau Psikologi “S-R” (John B. Watson 1878-1958)

John B. Watson menentang pendapat yang umum pada saat itu bahwa dalam eksperimen-eksperimen psikologi diperlukan introspeksi. Menurut Watson, proses-proses kesadaran tidak perlu  diselidiki,  karena  yang  lebih  penting  adalah  proses adaptasi, gerakan otot-otot dan aktivitas kelenjar-kelenjar. Ia lebih mementingkan perilaku yang terbuka (overt), yang langsung dapat diamati dan diukur daripada perilaku tertutup (covert) yang hanya dapat diketahui secara tidak langsung. Emosi gembira atau emosi sedih adalah manifestasi dari adanya ketegangan (tarikan) otot-otot dan syaraf tertentu. Aliran ini disebut juga dengan psikologi “S-R” (Stimulus-Respons). Salah satu penganut Watson yang sangat besar masukannya untuk perkembangan behaviorisme adalah B.F. Skinner (1904-1990). Ivan   Pavlov   (1849-1936)   yakin   bahwa   perilaku   maupun   kebudayaan hanyalah rangkaian refleks terkondisi (conditioned reflex) saja. Penemuan Pavlov meletakkan dasar-dasar behaviorisme, sekaligus melatakkan dasar- dasar bagi penelitian-penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar.

3.  Psikologi Gestalt

Pada  saat  di  Amerika  Serikat  tumbuh  aliran  “Behaviorisme”,  di  Jerman muncul aliran yang disebut dengan psikologi “Gestalt”. Dalam bahasa Inggris “Gesalt” diterjemahkan sebagai “Form” atau “Configuration” (bentuk). Aliran ini pertama kali dicetuskan oleh Max Wertheimer (1912). Tokoh-tokoh lainnya adalah Kurt  Koffk (1886-1941)  dan  Wolfgang  Kohler  (1887-1967).  Teori  yang mereka    ajukan adalah  bahwa  rangsangan ditangkap  secara keseluruhan    dalam    proses    pengamatan    atau persepsi  suatu  situasi.  Artinya  adalah,  persepsi bukanlah  penjumlahan  rangsang-rangsang  kecil  (detail)  yang ditangkap  oleh  suatu  alat-alat  indera,  melainkan  merupakan suatu keseluruhan yang berarti dari detail-detail tadi.

4.  Psikoanalisis

Psikoanalisis dikenalkan oleh Sigmund Freud (1856-1939) pada tahun 1909. Ia dikenal karena teorinya mengenai alam ketidaksadaran. Teori ini merupakan penemuan baru pada

saat itu, karena para ahli hanya fokus dengan alam kesadaran. Ketidaksadaran (unconciousness) menurut Freud berisi dorongan-dorongan yang tombul pada masa kanak-kanak, yang oleh karena satu dan lain hal terpaksa ditekan sehingga tidak muncul dalam kesadaran. Dorongan- dorongan terlarang ini, menurut Teori Freud yang klasik adalah naluri seksual atau libido dan naluri agresi atau tanatos.

Teknik penyembuhan penyakit-penyakit kejiwaan (psikoterapi) dalam psikoanalisis, menggunakan metode yang dapat membongkar gangguan- gangguan  dalam  ketidaksadaran  ini,  antara  lain  dengan  metode  analisis mimpi dan metode asosiasi bebas. Dalam perkembangan teori selanjutnya, Freud mengemukakan pula teori tentang id, ego, superego, yang masing- masing  berarti  dorongan-dorongan naluri  (id),  aku  (ego),  dan  hati nurani (superego).

5.  Psikologi Humanistik

Paham yang dianut dalam aliran ini adalah mengutamakan manusia sebagai makhluk keseluruhan. Manusia harus dilihat sebagai totalitas yang unik, yang mengandung semua aspek dalam dirinya dan selalu berproses untuk menjadi dirinya sendiri (aktualisasi diri).

Psikologi bertugas untuk mendorong potensi-potensi yang baik pada diri seseorang  dalam  proses  aktualisasi  dirinya.  Manusia  dipandang  sebagai individu yang unik, oleh karena itu penanganannya dalam psikoterapi juga harus unik.

Carl Rogers (1902-1987) mengembangkan teknik Non-directive Psychotherapy atau disebut juga dengan Client Centered Psychotherapy. Abraham Maslow (1908-1970) terkenal dengan Teori Hierarki Motivasi.

Hubungan Psikologi dengan Ilmu Ilmu lainnya



HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU-ILMU LAINNYA

Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan psikologi yaitu Sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu kedokteran, ilmu antropologi, arsitektur dan tata kota

  1. Sosiologi : Urbanisasi, konflik dan tawuran memerlukan penjelasan psikologi sehingga terdapat cabang psikologi khusus yaitu psikososial  yang mempelajari tentang masalah masalah sosial yang timbul di masyarakat.

  1. Ilmu Ekonomi : Strategi marketing  yang berhasil atau pun tidak berhasil tidak hanya tergantung pada hukum supply dan demand dalam ilmu ekonomitetapi pada proses pembuatan keputusan yang dilakukan manusia yang terlibat dalam proses ekonomi.

  1. Ilmu Hukum : Ilmu hukum adalah ilmu yang mempelajari dan membahas bagaimana mencapai kebenaran dan keadilan yang mana sangat terkait dengan psikologi karena keadilan dan kebenaran adalah hal yang sangat subjektif dan bersifat psikologis.

  1. Ilmu Antropologi : Antropologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia secara sistematis dan perilaku manusia didalam kelompok kelompok eknik kebudayaan yang ada disekitar manusia dan mampu mempengaruhi perilaku manusia.

  1. Ilmu Kedokteran Didalam ilmu kedokteran psikolog membantu dokter mengadakan pendekatan sebaik baiknya terhadap pasien dan menemukan penyebab non medis dari gejala penyakit yang tidak ditemukan faktor penyebabnya secara medis dalam mengatasi penyakit.

  1. Arsitektur dan tata kota : Pada ilmu ini psikologi membantu arsitek untuk membuat rumah yang nyaman bagi penghuninya.