- Metode Longitudinal : Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencapai suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan bahkan mungkin tahun demi tahun. Karena itu apabila dilihat dari segi perjalanan penelitian ini adalah secara vertikal. Contoh pada penelitian ini adalah penelitian di bidang perkembangan, peneliti mengikuti perkembangan satu subyek penelitiannya sejak usia 5 hingga 20 tahun.
- Metode Cross-sectional : Merupakan suatu metode penelitian yang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama di dalam melakukan penelitian. Dengan metode ini dalam waktu yang relatif singkat dapat disimpulkan bahan yang banyak. Jadi kalau dillihat dari jalannya metode ini merupakan penelitian Horisontal. Contoh pada penelitian ini misalnya, peneliti ingin meneliti perkembangan anak usia 3-6 tahun. Ia tidak perlu menunggu satu subyek salaam beberapa tahun, ia cukup meneliti subyek dengan usia 3, 4, 5 dan 6 tahun. Sehingga ada 4 usia kelompok subyek penelitian dalam waktu yang sama.
Untuk lebih terperinci dapat dikemukakan metode-metode yang digunakan dalam lapangan psikologi sebagai berikut:
- Metode Ekperimental : Yang membedakan metode eksperimental dengan metode ilmiah lainnya adalah kemampuan metode eksperimental untuk mengendalikan banyak hal secara teliti. Metode eksperimen dapat digunakan di luar maupun di dalam laboratorium. Walaupun sebagian besar dilakukan di laboratorium khusus, terutama karena diperlukan instrumen yang presisi untuk mengendalikan presentasi stimuli dan untuk mendapatkan penilaian perilaku yang tepat. Eksperimen biasanya melakukan pengukuran tidak hanya pada satu subjek tapi pada sampel banyak subjek. Dengan demikian hasil dari riset adalah data dalam bentuk angka-angka yang harus disimpulkan dan diinterpretasikan. Dasar dari tugas ini adalah statistik, yaitu ilmu yang mengurusi sampel dari suatu populasi individu dan kemudian mengambil kesimpulan tentang populasi dan sampel individu tersebut.
Hubungan sebab akibat
Terdapat perbedaan penting antara penelitian eksperimental dan korelasional. Dalam penelitian eksperimental yang tipikal, satu variabel (variabel independen) secara sistematis dimanipulasi untuk mengetahui efeknya pada variabel lain (variabel dependen). Hubungan sebab akibat seperti itu tidak dapat diperoleh dari penelitian korelasional. Jika kedua variabel berkorelasi, variasi pada salah satunya kemungkinan merupakan penyebab variasi pada variabel lain, tetapi jika tidak terdapat bukti eksperimental, kesimpulan itu tidak dapat dibenarkan.
- Metode Kolerasi : Sebab penggunaan metode ini adalah ada beberapa kasus yang tidak bisa dikondisikan, sehingga akhirnya harus mengambil sampel orang-orang yang sudah terkena (misalnya, tidak mungkin menjadikan sampel penelitian sebagai pengidap anoreksia, tapi langsung saja mengambil sampel orang pengidap anoreksia). Dalam hasil penghitungan korelasi nanti, akan didapat koefisien atau angka erat atau tidak hubungan antara dua variable. Satu hal penting yang perlu dicatat dalam riset psikologi, bahwa koefisien .60 atau lebih dianggap sangat tinggi. Koefisien korelasi dalam rentang .20 dan .60 Salah satu kegiatan metode korelasional adalah melibatkan tes yang mengukur bakat, pencapaian, atau trait (sifat) psikologis lain. Tes ini mempresentasikan situasi yang beragam kepada sekelompok orang yang memiliki perbedaan beberapa trait (seperti kemampuan matematika atau kecemasan). Variasi skor yang diperoleh pada tes kemudian dapat dikorelasikan dengan variabel pada variabel lain. Tes memungkinkan ahli psikologi mendapatkan sejumlah besar data dari individu dengan gangguan minimal pada rutinitas harian mereka dan tanpa memerlukan peralatan laboratorium yang rumit.
- Metode Deskriptif : Studi Kasus merupakan biografi untuk digunakan secara ilmiah, dan merupakan sumber data yang penting untuk mempelajari individu. Sebagian besar studi kasus dibuat dengan merekonstruksi biografi seseorang. Rekonstruksi biografi sangat diperlukan untuk memahami seseorang, terutama ketika individu tersebut mengalami masalah. Pada tahap awal riset tentang sesuatu topik tertentu, eksperimen laboratorium dan penelitian korelasional mungkin terlalu dini dan perkembangan sebaiknya diperoleh dengan mengamati perkembangan alami fenomena yang dimaksud. Para peneliti harus terlatih untuk mengamati dan mencatat secara akurat untuk mencegah masuknya bias pribadi ke dalam apa yang dilaporkan. Beberapa masalah yang sulit untuk dipelajari secara langsung dapat dipelajari dengan observasi tidak langsung melalui kuesioner dan wawancara. Walaupun metode in i memberikan banyak hasil penting, metode ini lebih mudah mengalami bias ketimbang observasi langsung sebab manusia mungkin mencoba mempresentaikan dirinya dari sudut yang positif.
No comments:
Post a Comment