Pembahasan Psikologi | Psikologi Pendidikan | Psikologi Umum | Psikologi Klinis | Psikologi Faal | PSikologi Perkembangan | All about Psikologi
Sunday, July 7, 2013
Aliran - aliran dalam psikologi
ALIRAN-ALIRAN DALAM PSIKOLOGI
1. Elementisme atau Strukturalisme (Wilhelm Wundt 1832-1920, Jerman)
Wilhelm Wundt sangat mengutamakan penyelidikan tentang struktur kejiwaan. Ia menemukan bahwa jiwa manusia itu terdiri dari berbagai elemen (bagian) seperti penginderaan, perasaan, ingatan, dan lain-lain. Masing-masing elemen itu saling dikaitkan satu dengan yang lain oleh asosiasi. Aliran Wundt disebut juga dengan elementisme, strukturalisme dan asosiasionisme. Pertanyaan utama dari aliran ini mengenai jiwa adalah “ Untuk apakah jiwa itu?”. Maka aliran ini disebut sebagai aliran fungsionalisme.
2. Behaviorisme atau Psikologi “S-R” (John B. Watson 1878-1958)
John B. Watson menentang pendapat yang umum pada saat itu bahwa dalam eksperimen-eksperimen psikologi diperlukan introspeksi. Menurut Watson, proses-proses kesadaran tidak perlu diselidiki, karena yang lebih penting adalah proses adaptasi, gerakan otot-otot dan aktivitas kelenjar-kelenjar. Ia lebih mementingkan perilaku yang terbuka (overt), yang langsung dapat diamati dan diukur daripada perilaku tertutup (covert) yang hanya dapat diketahui secara tidak langsung. Emosi gembira atau emosi sedih adalah manifestasi dari adanya ketegangan (tarikan) otot-otot dan syaraf tertentu. Aliran ini disebut juga dengan psikologi “S-R” (Stimulus-Respons). Salah satu penganut Watson yang sangat besar masukannya untuk perkembangan behaviorisme adalah B.F. Skinner (1904-1990). Ivan Pavlov (1849-1936) yakin bahwa perilaku maupun kebudayaan hanyalah rangkaian refleks terkondisi (conditioned reflex) saja. Penemuan Pavlov meletakkan dasar-dasar behaviorisme, sekaligus melatakkan dasar- dasar bagi penelitian-penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar.
3. Psikologi Gestalt
Pada saat di Amerika Serikat tumbuh aliran “Behaviorisme”, di Jerman muncul aliran yang disebut dengan psikologi “Gestalt”. Dalam bahasa Inggris “Gesalt” diterjemahkan sebagai “Form” atau “Configuration” (bentuk). Aliran ini pertama kali dicetuskan oleh Max Wertheimer (1912). Tokoh-tokoh lainnya adalah Kurt Koffk (1886-1941) dan Wolfgang Kohler (1887-1967). Teori yang mereka ajukan adalah bahwa rangsangan ditangkap secara keseluruhan dalam proses pengamatan atau persepsi suatu situasi. Artinya adalah, persepsi bukanlah penjumlahan rangsang-rangsang kecil (detail) yang ditangkap oleh suatu alat-alat indera, melainkan merupakan suatu keseluruhan yang berarti dari detail-detail tadi.
4. Psikoanalisis
Psikoanalisis dikenalkan oleh Sigmund Freud (1856-1939) pada tahun 1909. Ia dikenal karena teorinya mengenai alam ketidaksadaran. Teori ini merupakan penemuan baru pada
saat itu, karena para ahli hanya fokus dengan alam kesadaran. Ketidaksadaran (unconciousness) menurut Freud berisi dorongan-dorongan yang tombul pada masa kanak-kanak, yang oleh karena satu dan lain hal terpaksa ditekan sehingga tidak muncul dalam kesadaran. Dorongan- dorongan terlarang ini, menurut Teori Freud yang klasik adalah naluri seksual atau libido dan naluri agresi atau tanatos.
Teknik penyembuhan penyakit-penyakit kejiwaan (psikoterapi) dalam psikoanalisis, menggunakan metode yang dapat membongkar gangguan- gangguan dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas. Dalam perkembangan teori selanjutnya, Freud mengemukakan pula teori tentang id, ego, superego, yang masing- masing berarti dorongan-dorongan naluri (id), aku (ego), dan hati nurani (superego).
5. Psikologi Humanistik
Paham yang dianut dalam aliran ini adalah mengutamakan manusia sebagai makhluk keseluruhan. Manusia harus dilihat sebagai totalitas yang unik, yang mengandung semua aspek dalam dirinya dan selalu berproses untuk menjadi dirinya sendiri (aktualisasi diri).
Psikologi bertugas untuk mendorong potensi-potensi yang baik pada diri seseorang dalam proses aktualisasi dirinya. Manusia dipandang sebagai individu yang unik, oleh karena itu penanganannya dalam psikoterapi juga harus unik.
Carl Rogers (1902-1987) mengembangkan teknik Non-directive Psychotherapy atau disebut juga dengan Client Centered Psychotherapy. Abraham Maslow (1908-1970) terkenal dengan Teori Hierarki Motivasi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment